Dinamika Pelabuhan Batu Ampar: Diskrepansi Antara Volume dan Nilai Perdagangan di TW 1 2024
BATAM – Pelabuhan Batu Ampar mencatatkan peningkatan volume bongkar muat peti kemas yang impresif sepanjang triwulan pertama tahun 2024. Di sisi lain, nilai ekspor dan impor di pelabuhan ini mengalami penurunan.
Menurut data dari Badan Usaha Pelabuhan Badan Pengusahaan (BP) Batam, total volume bongkar muat di pelabuhan Batu Ampar mencapai 156 ribu TEUs. Naik 8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023.
Namun, data Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri mencatat, nilai ekspor dan impor di pelabuhan tersebut justru mengalami penurunan.
Penurunan nilai ekspor dan impor ini mempengaruhi kinerja pelabuhan, yang meskipun mengalami peningkatan volume bongkar muat, tetap tidak dapat menghindari dampak dari penyesuaian pasar global dan fluktuasi harga komoditas.
Volume Bongkar Muat Pelabuhan Batu Ampar Melonjak 8%
Direktur Badan Usaha Pelabuhan BP Batam, Dendi Gustinandar mengatakan, Terminal Peti Kemas Batu Ampar telah menunjukkan pertumbuhan yang konsisten. Terutama sejak dikelola oleh PT Persero Batam pada November 2023 silam.
Dalam triwulan pertamna 2024 ini saja, Terminal Peti Kemas Batu Ampar mencatat peningkatan volume bongkar muat sebesar 10% dengan 131 ribu TEUs yang berhasil diproses.
Pertumbuhan terbesar pada volume bongkar muat peti kemas internasional (ekspor/impor) yang mencapai 15% dibandingkan Triwulan I Tahun 2023, atau sebesar 92 Ribu TEUs.
“Per 31 Maret 2024 kemarin kita juga sudah memulai pelayanan perdana Batam-China, yang harapannya dapat membuka peluang-peluang baru dalam distribusi barang Internasional,” imbuh Dendi.
Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, menekankan komitmen BP Batam dalam memajukan infrastruktur dan layanan di pelabuhan.
“Kami telah melaksanakan sejumlah inovasi, termasuk penggunaan teknologi digital dan penambahan alat berat modern, yang semua itu bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan kapasitas terminal,” jelasnya.
Dengan perkembangan ini, Pelabuhan Batu Ampar memperkuat posisinya sebagai salah satu titik logistik terpenting di Indonesia, mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dan memfasilitasi perdagangan lintas negara yang lebih luas.
Nilai Ekspor dan Impor Menurun
Menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau, nilai ekspor melalui pelabuhan ini mencapai US$2,282.32 juta, menunjukkan penurunan sebesar 15.95% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Demikian pula, nilai impor turun 11.71%, dengan total US$2,243.68 juta.
Pelabuhan Batu Ampar sebagai pelabuhan dengan peranan penting dalam ekonomi Batam, menghadapi tantangan untuk mempertahankan nilai perdagangannya di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Namun, penurunan nilai ekspor dan impor ini juga membuka peluang bagi pelabuhan untuk merevisi strategi perdagangannya, termasuk diversifikasi pasar dan peningkatan kualitas produk ekspor.
Dengan perubahan yang terjadi di pasar global, Pelabuhan Batu Ampar perlu mempertimbangkan strategi adaptasi, termasuk menjajaki pasar baru dan memanfaatkan peluang dalam rantai pasok global yang terus berkembang.
Ini akan penting untuk memastikan bahwa pelabuhan dapat mengatasi fluktuasi harga dan permintaan yang dihadapi dan tetap menjadi hub perdagangan yang vital di kawasan.
Rute Dagang Batam-Tiongkok
Langkah terbaru yang diambil oleh Batam adalah pembukaan rute langsung Batam-China. Menandai pergeseran signifikan dalam arus perdagangan regional. Pelayaran langsung ini, yang dioperasikan oleh Shandong International Transportation Corporation (SITC) China.
Kerjasama ini dipercaya memberikan keuntungan strategis bagi pengusaha dan pelaku ekonomi. Dengan menghilangkan kebutuhan untuk singgah di pelabuhan lain, proses ekspor dan impor antara Batam dan China menjadi lebih efisien dan ekonomis.
Muhammad Rudi, Kepala BP Batam, menyoroti pentingnya pengembangan infrastruktur logistik dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Sebagai respons terhadap arahan Presiden Jokowi, pembukaan rute langsung ini bukan hanya tentang meningkatkan frekuensi pelayaran ke China, tetapi juga mempersiapkan Batam sebagai hub logistik yang kompetitif di tingkat global.
Dalam konteks ini, integrasi lebih lanjut antara pelabuhan Batu Ampar dan perusahaan di Batam menjadi kunci. Diharapkan bahwa dengan pelabuhan yang lebih efisien dan pelayanan yang lebih responsif, Batam dapat menarik lebih banyak perusahaan untuk memanfaatkan potensi pelayaran langsung ini tidak hanya ke China, tetapi juga ke destinasi lain di seluruh dunia.
Arham S. Torik, Direktur Utama PT Persero Batam, menekankan potensi pertumbuhan yang signifikan dengan pengoperasian rutin pelayaran ini. Dalam tahap awal, kapal MV SITC Hakata membawa kontainer dari China ke Batam, sementara Batam juga melakukan ekspor balik ke China. Targetnya adalah untuk meningkatkan frekuensi dan kapasitas pelayaran ini, mengurangi biaya logistik secara substansial dan meningkatkan daya saing Batam sebagai pusat perdagangan global.
Peluncuran Direct Call ini juga menandai perubahan dalam dinamika ekonomi regional. Dengan hilangnya biaya transshipment di Singapura, Batam menawarkan solusi logistik yang lebih efisien dan hemat biaya bagi perusahaan yang beroperasi di wilayah ini. Ini juga memberikan dorongan bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan bagi masyarakat Batam dan sekitarnya. (*)
Leave a Reply