Jelang Pelantikan Lawrence Wong Sebagai PM Singapura dan Agenda Ekonomi Dengan Indonesia
SINGAPURA – Singapura bersiap untuk pergantian kepemimpinan yang paling signifikan dalam dua dekade terakhir. Lawrence Wong, Wakil Perdana Menteri saat ini, dijadwalkan untuk menggantikan Perdana Menteri Lee Hsien Loong pada 15 Mei mendatang.
Kantor perdana menteri mengumumkan hal ini pada Senin (15/4/2024).
Menjelang pelantikan Lawrence Wong sebagai Perdana Menteri Singapura yang baru, salah satu fokus penting mengarah kepada kebijakan luar negeri. Khususnya dalam memperkuat kerjasama dengan Indonesia. Kemitraan ini dianggap krusial untuk stabilitas dan kemakmuran regional.
Wong telah menunjukkan komitmen kuat terhadap penguatan hubungan bilateral antara Singapura dan Indonesia di sejumlah kesempatan sebelumnya. Dalam beberapa pernyataannya, Wong menekankan pentingnya kerjasama ekonomi, keamanan, dan sosial antara kedua negara.
“Kerjasama dengan Indonesia adalah prioritas strategis. Tidak hanya untuk pertumbuhan ekonomi tetapi juga sebagai fondasi keamanan regional,” ujar Wong dalam salah satu forum bisnis ASEAN baru-baru ini.
Singapura dan Indonesia telah lama menjalin hubungan yang erat. Di bawah kepemimpinan Lee Hsien Loong, kedua negara telah memperdalam kerjasama di berbagai sektor. Termasuk perdagangan, investasi, dan infrastruktur.
Dengan Wong, diperkirakan akan ada lebih banyak inisiatif yang berfokus pada integrasi ekonomi, peningkatan konektivitas, dan proyek-proyek pembangunan berkelanjutan.
Salah satu area potensial yang mendapat perhatian khusus adalah pengembangan ekonomi digital dan hijau. Wong, yang memiliki latar belakang kuat dalam kebijakan perdagangan dan keuangan, diharapkan dapat mendorong inovasi dalam kerjasama teknologi dan energi terbarukan.
Hal ini sesuai dengan agenda Singapura untuk menjadi hub inovasi di Asia Tenggara dan visi Indonesia untuk meningkatkan kapasitas produksi energi bersih.
Dalam kunjungannya dua tahun lalu ke Indonesia, Wong mengungkapkan akan ada lebih banyak peluang kerja sama antara Singapura dan Indonesia di sektor-sektor ekonomi baru.
Kendati lebih terbiasa melakukan investasi dan kerja sama di sektor-sektor ekonomi yang lebih tradisional, seperti manufaktur dan infrastruktur, namun Singapura dapat memperluas lebih dari itu ke bidang-bidang baru.
“Termasuk ekonomi digital dan ekonomi ramah lingkungan dan terdapat banyak peluang di sana,” katanya saat wawancara di depan pintu kediaman Duta Besar Singapura untuk Indonesia di Jakarta, pada 20 Mei 2022 silam.
Singapura maupun Indonesia bertekad untuk mempercepat transisi ramah lingkungan dan mencapai emisi nol bersih. Menurut Wong, upaya ini penting karena perubahan iklim merupakan tantangan bagi semua negara.
Namun dia menilai, Indonesia memiliki lebih banyak peluang untuk melakukan hal ini. Pasalnya, Indonesia mempunyai kemampuan untuk memulai lebih banyak proyek energi terbarukan dengan skala yang lebih besar, dibandingkan Singapura.
“Indonesia juga mempunyai peluang untuk melakukan proyek mitigasi karbon berbasis alam,” ujarnya.
Selain di sektor Energi, Wong juga mengungkapkan peluang serupa dalam ekonomi digital. Dia telah bertemu dengan perusahaan rintisan di Indonesia dalam perjalanan ke Indonesia. Salah satunya adalah eFishery, sebuah perusahaan rintisan teknologi akuatik asal Indonesia.
“Anda mungkin tidak berpikir bahwa ini ada hubungannya dengan Singapura. Namun kenyataannya, kami juga memiliki penelitian di bidang makanan,” kata Wong.
Kedepannya, kebijakan kerjasama antara Singapura dan Indonesia di bawah kepemimpinan Wong diharapkan tidak hanya akan memperkuat hubungan dua negara. Tapi juga menginspirasi kolaborasi lebih luas di kawasan ASEAN.
Ini merupakan kesempatan bagi kedua negara untuk memainkan peran kunci dalam mempromosikan stabilitas, kemakmuran, dan keberlanjutan di Asia Tenggara.
Lawrence Wong, Salah Satu Arsitek Kebijakan Singapura
Sebagai tokoh yang akan mengemban amanah sebagai Perdana Menteri Singapura berikutnya, Lawrence Wong tidak hanya dikenal karena kemampuan politiknya tetapi juga latar belakang profesionalnya yang mengesankan.
Memulai karir sebagai pegawai negeri pada tahun 1997, Wong telah mengukir jejak signifikan dalam berbagai kapasitas di pemerintahan Singapura, yang membuatnya menjadi sosok sentral dalam politik Singapura hari ini.
Lawrence Wong memulai perjalanannya di pemerintahan dengan tugas di Kementerian Perdagangan dan Industri, kemudian melangkah lebih jauh di Kementerian Keuangan.
Keahliannya dalam mengelola kebijakan ekonomi dan fiskal menjadi dasar yang kuat yang mendukungnya untuk mengambil peran yang lebih besar.
Wong juga memegang peran penting sebagai kepala Otoritas Pasar Energi Singapura, di mana ia berperan dalam memastikan kestabilan dan keberlanjutan sektor energi.
Terpilih pertama kali sebagai anggota parlemen pada tahun 2011, karir Wong di arena politik meningkat pesat. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Kebudayaan, Komunitas, dan Pemuda, kemudian sebagai Menteri Pembangunan Nasional, dan terakhir sebagai Menteri Pendidikan.
Di setiap posisi, ia dikenal akan pendekatannya yang pragmatis dan inovatif dalam memecahkan masalah dan mengimplementasikan kebijakan.
Namun, Wong menjadi lebih dikenal secara luas di mata publik saat dia ditunjuk sebagai salah satu ketua gugus tugas multi-kementerian yang menangani pandemi COVID-19 di Singapura.
Kepemimpinannya dalam menghadapi krisis kesehatan global ini menunjukkan kemampuannya tidak hanya dalam aspek teknis pemerintahan tapi juga dalam kepemimpinan krisis. (*)
Leave a Reply